Telusuri Jejak Sejarah, Tim GLAM UIN Jakarta Gali Arsip Fakultas Syariah Pertama di Tanah Air
Telusuri Jejak Sejarah, Tim GLAM UIN Jakarta Gali Arsip Fakultas Syariah Pertama di Tanah Air

Gedung FSH UIN Yogyakarta, Berita Online — Di tengah hiruk-pikuk modernisasi kampus dan kemajuan digital, langkah kaki tiga orang dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta memilih menapaki jejak masa lalu. Mereka datang bukan untuk sekadar wisata ilmiah, tetapi untuk menelusuri denyut sejarah dan memori panjang pendidikan tinggi Islam di Indonesia.

Perjalanan ini bagian dari penelusuran arsip sejarah dan warisan dokumentasi akademik—sebuah langkah penting dalam upaya pelestarian memori kelembagaan pendidikan Islam di Indonesia. Tim GLAM UIN Jakarta yang terdiri dari Mudianah Mahmud, S.IP., Renti Damayanti, S.Sos., dan Rizki Mulyarahman, S.Psi. ini menyambangi Fakultas Syariah dan Hukum (FSH) UIN Sunan Kalijaga, Jum’at (24 Oktober 2025).

Kunjungan tersebut menjadi bagian dari agenda eksplorasi sejarah yang dilakukan tim GLAM UIN Jakarta di Yogyakarta. Sehari sebelumnya, pada Kamis (23/10), mereka juga melakukan studi kunjung ke Museum Candi Kimpulan yang berada di tengah area kampus UII, sebuah ruang yang merekam perjalanan panjang peradaban Islam di Nusantara.

Setibanya di FSH UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, tim GLAM UIN Jakarta disambut hangat oleh Dekan FSH, Prof. Dr. Ali Sodiqin, M.Ag., Wakil Dekan Bidang Administrasi Umum, Dr. Ach. Tahir, S.H.I., S.H., LL.M., M.A., serta Ketua Tim Kerja FSH, Suefrizal, S.Ag., M.S.I. Pertemuan berlangsung akrab dan penuh semangat, diselingi perbincangan ringan tentang sejarah, arsip, dan nilai-nilai intelektual yang tumbuh di ruang-ruang kampus tua.

Dokumentasi Pertemuan di Kampus FSH UIN Yogyakarta, 23 Oktober 2025Dalam kesempatan itu, Mudianah Mahmud selaku ketua rombongan menjelaskan bahwa tujuan kedatangan tim GLAM UIN Jakarta merupakan bagian dari misi besar GLAM UIN Jakarta untuk menelusuri, mendokumentasikan, dan melestarikan memori kelembagaan pendidikan Islam di Indonesia. “Fakultas Syariah di Yogyakarta adalah bagian penting dari sejarah intelektual Islam Indonesia. Kami ingin menelusuri dan merekam kembali memori sejarah yang membentuk perjalanan pendidikan Islam di Indonesia,” ujar Mudianah Mahmud, Ketua Rombongan GLAM UIN Jakarta visit to Yogyakarta, saat membuka perbincangan dengan nada reflektif.

Dekan FSH UIN Sunan Kalijaga, Prof. Ali Sodiqin, menanggapi dengan penuh apresiasi. Beliau menyebut inisiatif GLAM UIN Jakarta sebagai upaya yang sangat penting dalam menjaga warisan akademik. “Kami berterima kasih atas kunjungan ini. Semangat untuk menelusuri arsip Fakultas Syariah menunjukkan kepedulian terhadap sejarah dan nilai-nilai perjuangan para pendiri pendidikan Islam di negeri ini,” tuturnya.

Menelusuri Akar Fakultas Syariah
Dokumentasi Pertemuan di Kampus FSH UIN Yogyakarta, 23 Oktober 2025 (1)Diskusi pun mengalir akrab, Prof. Ali Sodiqin membahas sejarah panjang dan keberadaan FSH UIN Sunan Kalijaga tak bisa dilepaskan dari berdirinya Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri (PTAIN) Yogyakarta pada 26 September 1951, yang diresmikan langsung oleh Menteri Agama A. Wahid Hasyim.

Berdasarkan Peraturan Presiden No. 34 Tahun 1950, PTAIN menjadi lembaga pertama yang membuka jurusan Qadha, Tarbiyah, dan Dakwah —cikal bakal fakultas-fakultas Islam yang kini tersebar di berbagai perguruan tinggi di Indonesia.

Sembilan tahun kemudian, pada tahun 1960. Sejarah mencatat peristiwa penting: PTAIN Yogyakarta digabung dengan Akademi Dinas Ilmu Agama (ADIA) Jakarta menjadi IAIN al-Jami’ah al-Islamiyah al-Hukumiyah. Penggabungan ini diatur melalui Peraturan Presiden No. 11 Tahun 1960 dan Penetapan Menteri Agama No. 43 Tahun 1960. IAIN ini memiliki empat fakultas: Syariah dan Ushuluddin di Yogyakarta, serta Tarbiyah dan Adab di Jakarta.

Fakultas Syariah saat itu memiliki tiga jurusan utama: Tafsir/Hadis, Fikih, dan Qadha. Beberapa tahun kemudian, jurusan Tafsir/Hadis dipecah menjadi dua jurusan yang berdiri sendiri: Tafsir dan Hadis. Hingga akhirnya, pada tahun 1963, IAIN al-Jami’ah berkembang menjadi dua IAIN terpisah di Yogyakarta dan Jakarta —yang menandai babak baru dalam sejarah pendidikan tinggi Islam di Indonesia.

(Dokumentasi Diskusi Sejarah Fakultas Syariah, 24 Oktober 2025)

Menjaga Memori, Merawat Sejarah
Di penghujung diskusi, Prof. Ali Sodiqin mengaku terinspirasi oleh semangat tim GLAM UIN Jakarta. Beliau berencana akan menata dan mendokumentasikan kembali arsip sejarah fakultas agar lebih mudah diakses oleh mahasiswa, peneliti, dan masyarakat akademik luas. “Sejarah ini penting, bukan hanya untuk dikenang, tapi juga sebagai bahan refleksi dan inspirasi untuk masa depan,” ucapnya.

Kunjungan ke FSH UIN Sunan Kalijaga menutup rangkaian perjalanan Tim GLAM UIN Jakarta di Yogyakarta. Dua hari penelusuran arsip dan artefak itu bukan sekadar dokumentasi ilmiah, tetapi juga ziarah intelektual —sebuah perjalanan menyelami akar peradaban Islam di Indonesia melalui jejak-jejak yang tersisa di museum dan fakultas syariah tertua di negeri ini.

“Setiap arsip punya kisah, setiap lembar kertas punya makna,” kata Mudianah Mahmud menutup perbincangan. “Tugas kita adalah memastikan kisah itu terus hidup, agar generasi setelah kita tahu dari mana mereka berasal.” *RMr